Anak Suka Memukul, Apa yang harus Dilakukan?

Parenting / 26 December 2014

Kalangan Sendiri

Anak Suka Memukul, Apa yang harus Dilakukan?

daniel.tanamal Official Writer
3498
<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]-->

Parents, apakah anda pernah panik atau bingung ketika menyaksikan atau bahkan mengalami sendiri, bagaimana anak suka memukul teman bermainnya? Anda harus tahu bahwa perilaku seperti ini tak perlu diambil pusing. Mengapa? Pasalnya, di usia batita, keterampilan sosial anak belum berkembang. Sehingga, tindakan memukul atau mendorong merupakan salah satu cara anak berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.

Pada fase ini anak biasanya tertarik kepada temannya yang tengah asyik bermain. Namun, pada saat yang sama, kemampuan verbalnya belum mumpuni untuk berkomunikasi dengan baik. Alhasil, ia “berkomunikasi” dengan caranya sendiri, salah satunya dengan cara memukul.

Tindakan ini, sebenarnya merupakan ungkapan anak untuk menunjukkan kepada lingkungannya bahwa ia menaruh perhatian kepada aktivitas yang dilakukan lawan bicaranya. Anak-anak, khususnya pada batita, juga tertarik pada hal-hal yang bisa ia lakukan berulang-ulang dan “menikmati” respons yang ia terima dari tindakannya tersebut.

Itulah mengapa kita sering mendapati anak-anak batita justru mengulang-ulang aksinya dan memerhatikan reaksi apa yang akan terjadi setelahnya. Misalnya, saat buah hati memukul temannya sampai menangis. Apa yang terjadi kemudian? Anak justru memandang kagum temannya yang menangis tersebut dan mengulang kembali tindakannya.

Perlu dipahami pula bahwa anak-anak di usia ini melihat dunia dari sudut pandang mereka saja. Dalam artian, mereka tidak paham bahwa orang lain memiliki pendapat dan perasaan serta reaksi yang berbeda. Seiring pertambahan usia, batita akan mulai sadar bahwa ketika ia memukul atau mendorong temannya, maka akan ada “reaksi” yang bakal ia terima, baik dari temannya maupun dari orang-orang dewasa di sekitarnya.

Jadi, memukul atau mendorong teman merupakan perilaku wajar pada anak usia batita yang merupakan usia preverbal. Tak perlu khawatir, karena ini tak selalu mengindikasikan bahwa buah hati senang melakukan kekerasan. Saat Si Kecil melakukan hal-hal tersebut, bisa jadi ia justru tengah mencoba mengungkapkan bahwa sesuatu sedang mengganggunya. Atau, bahwa ia sedang capek, bosan, terlalu gembira, bingung, frustrasi, atau bahkan lapar.

Perilaku ini biasanya juga akan berubah seiring perkembangan usia anak. Nah, tapi bukan berarti kita mendiamkan begitu saja saat mengetahui Si Kecil suka memukul . Langkah pemberitahuan dari orangtua harus dilakukan dengan tepat agar buah hati dapat mengekspresikan emosi yang ia rasakan secara tepat.




<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> Halaman : 1

Ikuti Kami